Kunjung Jatim - Objek wisata ini berada di
atas pegunungan yang bernama Gunung Payudan, tepatnya di Desa Payudan
Daleman Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep kurang lebih 30 Km ke
Arah Barat Kota Sumenep. Bagi masyarakat Sumenep Khususnya, Gua Payudan
mempunyai arti penting mengingat gua ini memiliki keterkaitan dengan
sejarah raja-raja Sumenep abad 14 sampai 17.
Sampai saat ini pun masih ada orang yang bersemedi di Gua Payudan ini, dan itu bukan hanya warga sekitar namun juga ada orang luar yang sengaja bertapa di Gua Payudan ini, dan kabarnya konon ada yang bertapa sampai setahun. Wow lama sekali itu, tapi untuk tujuan apa ya bersemedi selama itu…? Entahlah tiap orang memiliki motif dan tujuan yang berbeda.
Letaknya yang berada di atas Pegunungan Payudan ini membuat tempat wisaya yang satu ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Gua Payudan ini, pasalnya selain mengunjungi Gua Payudan, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan sekitar Gunung Payudan yang indah menawan. Kalau boleh dibilang sih “Sambil menyelam minum air”, sambil berwisata ke Gua juga menikmati keindahan pemandangan Gunung Payudan dan mengabagikannya dalam jebretan foto kita.
Untuk mengunjungi tempat wisata ini tidaklah terlalu sulit, Dari Sumenep bisa naik angkutan umum menuju Gandeng, lalu naik angkot jurusan Batuampar dan berhanti di pertigaan Desa Payudan, Daleman. Sedang dari Pamekasan bisa Menggunakan Angkot dari Pamekasan sampai Pasar Pakong, kemudian bisa naik angkot lagi atau bisa menggunakan ojek sampai ke pertigaan Payudan, Daleman.
Dari pertigaan Desa Daleman, kita jalan kaki sejauh 2KM untuk mencapai Gua Payudan, dulu kita bisa menggunakan jasa andong untuk mencapai Gua tersebut, namun sekarang sudah tidak ada lagi, jadi kota harus jalan kaki. Itung-itung olah raga juga.
Gua Payudan ini merupakan onjek wisata yang memiliki tingkat pengunjung yang banyak, dan berpotensi untuk dijadikan salah satu tempat wisata Unggulan di Kabupaten Sumenep,namun sayangnya penangan dan pengembangan dari objek wisata ini masih kurang. Salah satunya pada tangga naik untuk menuju ke halaman Gua sangat licin dan curam, serta di bagian pinggir tangga masih belum ada pagar yang dapat mengurangi resiko kecelakaan pengunjung yang mengunjungi Gua Payudan.
Gua
ini tidak hanya bernilai sebuah obyek wisata Alam (goa) saja, tetapi
juga mengandung makna religi dan sejarah didalamnya.Goa payudan pada
jaman dahulu kala, pada masa kerajaan merupakan tempat bertapa /
bersemedi sebagian raja-raja Sumenep. Adapun raja-raja Sumenep yang
pernah bertapa di Goa ini adalah:
Potre
Koneng, adalah Putri dari Pangeran Soccadiningrat II Raja Sumenep yang
berkuasa sekitar tahun 1366 sampai 1386 yang keratonnya pada waktu itu
masih berada di Desa Banasare Kecamatan Rubaru. Potre koneng ini
mempunyai suami yang juga raja di Sepudi yang bernama Adi Poday sekitar
tahun 1399-1415 yang masih cucu dari sunan Ampel Surabaya.
Pangeran
Jokotole, adalah Pangeran yang bergelar Pangeran Soccadiningrat III
Raja Sumenep pada Tahun 1415-1460. beliau adalah Putra tertua dari
Pasangan Potre Koneng dengan Adipoday. Jokotole tidak hanya di kenal di
wilayah Madura saja, tetapi sudah keluar Madura seperti Jawa dan Bali.
Konon Jokotole merupakan raja yang sangat disegani karena keahlian ilmu
kanoragannya. Hal ini terbukti pada jaman kerajaan Majapahit, Jokotole
mampu mengalahkan Blambangan yang pada akhirnya di jadikan Menantu raja
majapahit yaitu Raja Brawijaya.
Pangeran
Jimat, Raja Sumenep tahun 1731-1744, adalah putra Pangeran Rama
(Pangeran Cakra Negara II) Ke Lesap, Raja Sumenep tahun 1749-1750,
beliau berkuasa hanya sebentar karena tewas terbunuh ketika berperang
melawan raja dari bangkalan. Adapun Ke Lesap sendiri adalah keturunan
dari Bangkalan. Bindara Saod. CR. Tumenggung Tirtonegoro) Raja Sumenep
tahun 1750-1762
Untuk menuju /
mengunjungi tempat ini tidak begitu sulit, dari Sumenep naik angkutan
umum menuju ganding lalu ganti angkutan menuju Pasean atau batu Ampar,
kemudian turun di pertigaan Desa Payudan Daleman. Sedang dari pertigaan
bisa menaiki dokar (Andong) atau jalan kaki sekitar 2 Km sampai ke
Lokasi Goa.
Tangga naik menuju halaman / pelantaran Goa perlu
diberi pagar atau pegangan penyangga untuk mengurangi resiko kecelakaan
pada pengunjung. Hal ini penting dan harus segera dilakukan mengingat
tangga menuju lokasi sangat berbahaya dan curam dan licin.Goa memiliki
tiga lantai; pertama adalah halaman Goa dengan ukuran kurang lebih 27m x
10m, lantai kedua (diatasnya) yaitu berukuran sekitar 35 m2 dan biasa
digunakan sebagai ruang tamu (Lobbi); sedangkan lantai diatasnya yaitu
lantai ketiga difungsikan untuk Sholat.
Belum ada tanggapan untuk "Gua Payudan Pajudden Pertapaan Para Raja Sumenep | Kunjung Jatim Wisata"
Post a Comment