Makam Asta Tinggi merupakan kuburan para Raja Sumenep dan keturunannya yang berada di Kabupaten Sumenep tepatnya di kawasan dataran bukit tinggi Kebon Agung. Dalam bahasa Madura Asta Tinggi disebut sebagai Asta Rajâ yang maknanya adalah makam para Pangradjâ atau para Pembesar Kerajaan yang berupa makam. Asta Tinggi dibangun sekitar tahun 1750M. Kawasan Pemakaman Asta Tinggi rencana awalnya oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II. (Wikipedia.org) - Artikel tentang Silsilah Raja Sumenep
Itu merupakan sedikit penjelasan mengenai keberadaan Makam Asta Tinggi di Sumenep dan pada bulan Desember 2012, TreTan bareng temen-temen Nak-Kanak Blogger Madura berkesempatan mengunjungi / berziarah ke makam tersebut. Dimulai dari sebuah hotel dengan menyewa 2 buah Bis Mini, kami berangkat menuju Pemakaman Raja Asta Tinggi. Perjalanan menanjak dikarenakan letak situs pemakaman yang berada di atas bukit. Sampai ditempat, kami menuju Ruang Informasi untuk sekilas mendengarkan sejarah dari kerajaan di Sumenep hingga kesaktian yang dimiliki oleh para Raja Sumenep. Puas mendengarkan kisah para raja, kami menjelajah makam para Raja yang pernah berkuasa di Sumenep itu. Dan berikut adalah beberapa dokumentasi dari perjalanan kami.
Pasarean Raja-Raja Sumenep di ASTA TINGGI 1. Pangeran Pulang Jiwa 2. Pangeran Jimat 3. Temenggung Tirtonegoro (Bindara Saod) 4. Panembahan Notokoesoemo ( Mohammad Saleh) |
Sejenak mendengarkan Kisah tentang Para Raja Sumenep |
Sekitar Makam Asta Tinggi |
Menuju Makam para Raja Sumenep |
Para Penziarah membaca ayat suci |
Teman-teman Blogger Madura (Plat-M.com) membaca doa Tahlil |
Bentuk Ukiran Makam yang sangat bagus |
Gerbang Menuju Makam |
Didalam komplek Makam Raja |
Tulisan Caraka, ada yang mengerti apa artinya? |
Tulisan Arab |
Menuju Makam Raja |
LOKASI WISATA RELIGI MAKAM ASTA TINGGI SUMENEP - MADURA
Berikut adalah peta digital menuju Makam Asta Tinggi dari Jembatan Suramadu
Klik Disini
Pada pintu gerbang bagian utara, dibagian belakangnya ada bangunan
berbentuk seperti “warana“ tertulis prasasti tulisan dan bahasa Arab dan
Jawa kuno, yang terjemahannya antara lain sebagai berikut :
itulah beberapa foto mengenai Makam para Raja Sumenep yang kompleks
tersebut disebut Asta Tinggi, jika dirasa ada yang kurang atau ingin
menambahkan, silahkan berkomentar dibawah ini untuk lebih menambah
wawasan mengenai situs tersebut. Mator Sakalangkong
UPDATE MENGENAI TULISAN CARAKA / ARAB
Terima Kasih kepada Bapak Tadjul Arifien R yang telah membahas mengenai
tulisan Caraka / Arab pada salah satu dinding makam Asta Tinggi dan
berikut adalah penjelasannya:
“Adapun setelah memuji kepada ALLAH SWT atas karunia-Nya dan mengucap syukur atas segala limpahan rahmat-Nya, maka sesungguhnya bagi orang yang berpegang teguh kepada agama ALLAH yakni : Sultan Pakunataningrat, Raja di Negeri Sumenep, apa-apa yang diharapkan dari ayahnya Panembahan Natakusuma semoga ALLAH menyelimuti dengan rahmat-Nya dan semoga ALLAH memasukkan ke surga. Sultan Pakunataningrat telah melaksanakan wasiat beliau yang disimpan rapi hingga berakhir kekuasaan beliau dengan membuat sebuah bangunan Kubah baginya, dan agar ayahnya dikuburkan didalam Kubah tersebut. Bahwa beliau Rahmatullahi Ta’ala sebelum wafatnya, sungguh telah melihat Kubah itu, selama tiga tahun. Di waktu beliau melihatnya, merasa senang dan nampak dengan wajah yang berseri-seri, sepertinya beliau melihat dirinya sendiri berada pada hari kebangkitan dan hari kiamat. Dan Kubah mulai dibangun oleh Sultan Pakunataningrat pada tanggal 10 Rajab 1227 Hijriyah, sedang beliau wafat pada hari Senin Rabiul awal tahun 1230 Hijriyah dan disemayamkan ditengah-tengah Kubah itu. Ya ALLAH berikanlah tambahan rahmat-Mu kepadanya dan kumpulkanlah bersama kebaikan-kebaikannya ( Wassaabiku wassaabikun ulaikal muqarrabin fi jannatin na'iem ), ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya pekerjaan Kubah pada waktu itu belum selesai atau sempurna untuk memperbagus, termasuk juga pintu masuknya belum selesai. Kemudian Al Mu’tasimu billahi SWT bersungguh-sungguh menyempurnakan pekerjaan tersebut dengan pertolongan dari ALLAH, seperti ia perisai yang baik untuk menutupi dan yang berdiam diri. Penyelesaian akhir pekerjaan Kubah itu dan pekerjaan termasuk memperbagus dan memperluas, agar indah dan bagus dipandang pada tahun 1233 Hijriyah. Semoga sebaik-baiknya Sholawat dan Salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW”.
"Didalam tulisan Prasasti ini mengingatkan padaku dari adanya bangunan pintu ini kepada orang yang menyempurnakan dan membangunnya yang mengharapkan dari orang yang menyempurnakan dan yang meneruskan, maka barang siapa ingin berziarah, kepada yang memiliki kebun / pemilik Asta ini, maka lupa ia masuk tidak melihat prasasti ini pertama kali, maka untuk yang kedua kalinya supaya berpikir dalam semua arti / maknanya, niscaya akan mengetahui kepada yang membangun dan yang menyempurnakan dan juga akan mengetahui apa yang diharapkan oleh yang menyempurnakan dan yang meneruskan. Maka kalau ada orang yang paham atau mengerti bahasa Arab, maka tulisan ini tulisan Arabnya. Namun jika tidak mengerti bahasa Arab, dipersilahkan melihat tulisan yang ada di sebelah kiri. Kiranya jarang orang mengerti terhadap maknanya sebab ditulis dengan bahasa Jawa yang diterangkan saya dari semua maknanya prasasti ini. Mudah-mudahan ALLAH SWT memberi ampunan kepada yang menyalin prasasti ini, yang menulis juga yang membantunya, dan yang memberikan petunjuk bagi orang-orang. Adapun yang membangun pintu ini, yaitu orang yang berpegang teguh pada Agama ALLAH, Sultan Pakunataningrat Raja di negeri Sumenep. Dan adanya beliau berpulang ke Rahmatullah sebelum pintu ini selesai sempurna. Adapun setelah beliau wafat, maka yang melanjutkan atau yang menyempurnakannya ialah : Putranya salah seorang Raja di negeri ini. Dan penyelesaian pintu ini serta diperbagus dengan sesuatu yang pantas baginya yakni : dengan kapur putih dari tanah rendah dan menulisinya pada kedua sisinya, semata-mata mengharap agar menyenangkan bagi yang melihat atau yang memandang dan untuk menutupi orang yang berziarah dan mau mengamankan dari orang yang dzalim terhadap peziarah yang berdo’a. Maka bagi orang yang berziarah pada kuburan ini agar bersopan santun kepada pemilik Astatinggi ini sewaktu masih hidup, dan selesainya pintu ini pada tahun 1274 Hijriyah”.
Belum ada tanggapan untuk "Wisata Religi Astah Tinggi Sumenep Madura I Kunjung Jatim"
Post a Comment